Followers

Makluman...

Blog ini sedang dalam proses kemaskini. Terdapat sesetengah link yang belum dapat berfungsi. Harap maklum... =)

23 Oktober 2010

JANGAN EMOSI...

Alhamdulillah...Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Syukur Ya Allah atas setiap nikmat yang Kau berikan...
Namun adakalanya aku lalai....
lalai dalam setiap detik yang ada untuk seketika mengucap syukur...
Astaghfirullah.... mudah saja ingatanku dilupakan untuk itu...

Emosi juga jadi tak menentu...
Mudah saja jadi marah & berkecil hati...
Mudah saja terganggu dengan situasi2 yang memeningkan..
Bikin sakit kepala makin ligat...
Tidur saja jadi pengubat...

Tapi... sebenarnya bukan itu yg mahu ku coretkan..
Dalam penulisan kali ini...
Ku sekadar ingin berkongsi sedikit catatan yang dikirim oleh rakan
dari negara jiran...
Yang sememangnya seringkali menitip renungan2 yang cukup bermakna dan mendalam maksudnya..
Bisa saja ku kongsikan bersama kalian

Dan renungannya kali ini memamng ada kaitannya denganku....
Yang adakalanya lalai...
Lalai dalam meneruskan nikmat hidup yang dipinjamkan..
Mari kita soroti titipan tersebut... Moga bisa jadi panduan buat kita semua insyaAllah....

"Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam berkelahi, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai emosinya tatkala marah" (Muttafaqun Alaih)
Ada banyak hal yang kadang sangat-sangat mudah tetapi karena sangat reaktif dan emosional, tiba-tiba hal yang mudah itu menjadi sebuah masalah yang besar dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang bijak.

Suatu hari seorang bapak makan disebuah restoran bersama dengan keluarganya. Ketika sedang asik menyantap makanan, bapak tersebut melihat disampingnya ada seorang anak kecil yang tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya tumpah membasahi meja dan baju si anak. Spontan ayah anak itu marah, “Mengapa kamu tidak hati-hati?” bentak si ayah. Si anak menangis. Si ayah makin memarahinya saja. Bapak yang lain menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng saja. Menurutnya suasana makan keluarga tersebut seketika berubah menjadi kacau. Tentu saja keadaan tersebut tidak akan terjadi jika sang ayah mampu bersikap lebih bijak, sabar, dan tidak emosional.

Jika kita renungkan, dalam hidup ini ada banyak masalah yang muncul karena kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana saja. Keadaan akan menjadi lain, keluarga tersebut akan makan dengan tenang dan bersuka-cita, jika si ayah berkata sambil tersenyum, “Lain kali hati-hati ya, nak.” Masalah pun selesai ! Si anak dan keluarga yang lain pun senang. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengutamakan amarah, menyalahkan orang lain, keadaan, dan dunia sekitar jika sedang ditimpa persoalan. Akibatnya kita kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu :

Pertama : Rasa Syukur

Jika terlalu sibuk menggerutu dan mengeluh, kita akan kehabisan waktu untuk bersyukur atas segala rahmat yang Allah berikan. 

Hari ini sebelum kita protes tentang menu dan rasa makanan dihadapan kita, pikirkanlah seseorang yang tidak memiliki sesuatu untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh karena tidak memiliki banyak materi, pikirkanlah seseorang yang mengemis dijalanan hanya untuk mendapatkan sedikit belas kasihan dari orang lain.

Sebelum kita mengeluh karena wajah kita tidak secantik atau setampan yang kita inginkan, pikirkanlah seseorang yang memiliki wajah lebih buruk.

Sebelum kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, pikirkanlah banyaknya orang yang bergumul meminta pasangan hidup.

Sebelum kita mengeluh tentang sulitnya hidup ini, pikirkanlah seseorang yang terbaring koma di rumah sakit, bahkan untuk memikirkan masa depanpun ia sudah tidak mampu lagi.

Sebelum kita mengeluh mengenai jarak yang harus kita tempuh ketika mengemudi, pikirkanlah seseorang yang juga menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki.

Ketika kita merasa lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkanlah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan karena tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita.


Kedua : Rasa Ikhlas

Kehidupan ini harus diterima dengan penuh Kebahagiaan tanpa suatu keharusan memiliki segalanya dengan berlebihan.

Jalan kebahagiaan adalah merasa senang pada diri kita, apa yang kita kerjakan dan apa yang kita miliki merupakan rahasia kekuatan, kepuasan, dan kehidupan pribadi yang berenergi tinggi.

Kebahagiaan menghubungkan kita dengan keindahan dan kekuatan semesta alam, dengan kekuatan tertinggi kita, dengan Sang Illahi.

Kebahagiaan berarti merasakan dan mengungkapkan kebahagiaan hidup, bergembira karena keindahan dan kekayaan sebagai makhluk.

Kebahagiaan merupakan daya pembebas ampuh yang melepaskan kreativitas, bakat, kemampuan, dan kecakapan kita.

Kebahagiaan mengilhami harapan. Kebahagiaan memberi makan hati dan jiwa. Kebahagiaan membawa semangat ke dalam hidup kita.

Kebahagiaan menular dan merupakan pemberian teerbesar yang dapat kita berikan kepada diri sendiri dan orang lain.Jalan kebahagiaan telah ada. Jalur itu senantiasa sudah ada menantikan kita…..

Kebahagiaan membuat tekanan darah kita yang tinggi menjadi normal, pernafasan menjadi lebih dalam dan teratur sehingga membawa lebih banyak oksigen kesel-sel tubuh kita.

Kebahagiaan meningkatkan vitalitas dan semangat sehingga kita akan merasa sehat. Kebahagiaan selalu memancar membasahi jiwa-jiwa yang kering dan tandus.

Kebahagiaan merupakan peristiwa dari dalam keluar. Kebahagiaan berasal dari dalam bathin kita untuk memberkahi dunia kita dan sekitar kita. Riak-riak gelombang Kebahagiaan itu melebar sambil membuat dunia menjadi lebih baik bagi kita semua.

" HANYA ORANG YANG SABAR YANG MAMPU SENANTIASA BERBHAGIA "

Moga kita semua tergolong dalam golongan orang-orang yang sentiasa dan akan terus bersabar
Mari kita sama2 berusaha... Walau tidak pasti bila saatnya sabar itu akan menjadi raja dalam diri tapi selagi ada usaha, maka kita akan tetap menjadi orang yang sangat beruntung.... InsyaAllah..

Salam kesabaran.... :)
Blog Widget by LinkWithin