Followers

Makluman...

Blog ini sedang dalam proses kemaskini. Terdapat sesetengah link yang belum dapat berfungsi. Harap maklum... =)

09 Januari 2011

Dahsyatnya Tenaga Maaf


Salam pertemuan hujung minggu buat semua..
Alhamdulillah masih lagi diizin menghirup udara segar & bernafas seperti makhluk lainnya... Alhamdulillah... :)

Sepertimana sebelum ini.. yang mana pernah saya titipkan @ kongsikan dengan kalian berkenaan kiriman2 dari rakan dari seberang.. yang mana memang membuatkan hati saya sentiasa tersentuh dan muhasabah diri... 
tidak salah rasanya saya juga berkongsi dengan kalian tentang apa yang dikirmkan kepada saya..
Moga-moga akan menjadi motivasi & perangsang buat kita semua dalam pada meneruskan hidup yang sangat-sangat mencabar masa kini.... InsyaAllah....


”Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?” 
(QS. An-Nuur [24]: 22).

Sahabat sekalian, kita semua diberikan kesempatan hidup dengan waktu yang amat terbatas, dalam perjalanan hidup kita ingin menuju 2 Visi, Sukses Dunia dan Sukses Akhirat, perjalanan meraih 2 sukses tersebut akan terasa ringan dan menyenangkan jika kita tidak sibuk mengumpulkan beban-beban berat yang harus kita pikul.


Disepanjang perjalanan karier dan bisnis, tidak dapat dipungkiri bahwa kita harus berhadapan dengan berbagai jenis kepribadian manusia. 
Roberta Cava, dalam bukunya Dealing with Difficult People, menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang berpotensi menyulitkan kita, iaitu:

1. Mereka yang sering membuat kita emosional.
2. Mereka yang membuat kita terpaksa melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak kita ingin lakukan.
3. Mereka yang mencegah atau menghalangi kita untuk melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan.
4. Mereka yang suka menimbulkan perasaan bersalah jika kita tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya.
5. Mereka yang suka menimbulkan perasaan-perasaan negative terhadap kita seperti frustasi, marah, minder, iri, depresi, dan sebagainya.
6. Mereka yang selalu menggunakan kekerasan dan memanipulasi untuk mencapai tujuannnya.


Kita tidak mungkin dapat mengendalikan sikap orang-orang tersebut. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mencegah mereka agar tidak berbuat negative. 
Namun, kita bisa mengelola hati kita. Daripada sibuk menyimpan kekesalan, dendam, dan amarah yang jelas-jelas tidak berguna, bukankah lebih baik jika kita berpikir tentang cara agar kita dapat menaklukan musuh tanpa harus bertempur? 
Ingatlah bahwa tak ada yang lebih hebat yang dapat menghambat kebahagiaan kita daripada rasa benci, marah, dan kesal.

Tidaklah penting apa yang dilakukan seseorang terhadap kita atau besarnya kesalahan mereka. 
Jika kita tidak memaafkannya, kitalah yang akan menanggung akibatnya. 
Memaafkan dan mengampuni orang lain membebaskan kita dari kelumpuhan hidup.

Menyimpan rasa dendam dan amarah memboroskan tenaga dan energi yang dapat kita arahkan menuju kebahagiaan. 
Jika kita rela memaafkan, kita dapat menyumbang lebih banyak pada kehidupan dan merasa bahagia terhadap diri sendiri dan orang lain.

Pengampunan itu menyembuhkan. 
Pengampunan itu membuka hati kita, membebaskan emosi-emosi kita, melepaskan tenaga yang tersumbat di dalam tubuh, dan membiarkan daya hidup mengalir bebas.

Mengampuni dan melupakan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. 
Tindakan ini diperlukan kerendahan dan kebesaran hati. 
Namun, itulah satu-satunya cara untuk menempuh jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati.

Sahabat, Hidup ini akan semakin terasa sangat singkat kalau hanya untuk Membenci, tidak satupun diantara kita yang paling sempurna dan paling suci, mari kita maafkan ayah ibu kita, anak-anak kita, suami kita, istri kita, saudara-saudara kita, bos kita, karyawan kita, pembantu kita, teman dan sahabat kita. 
Ada banyak cara memberi dan meminta maaf, jika kita masih malu dan ragu bertemu, samada melalui SMS dan FB bisa menjadi pendahuluannya.

”Maafkanlah mereka dan lapangkan dada, sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap yang melakukan kesalahan kepadanya)” (QS. Al-Ma‘idah [5]: 13). Baca juga QS Al-Baqarah (2): 109, dan Al-Nûr (24): 22.

Rasullulah Saw memberikan bimbingan,
 “Carilah alasan untuk memaafkan saudaramu walau hingga 70 alasan.
” Seorang murid bertanya kepada gurunya, Imam Hasan Al-Basri,
 “Mengapa Rasullah menyuruh kita mencari 70 alasan untuk memaafkan?”. 
Jawab Hasan Basri, “Itu menunjukkan pentingnya memaafkan. 
Sebelum kita sampai pada 70 alasan kita belum bisa memaafkan, 
kita harus bersedih karena memiliki hati sekeras batu.”



Moga hati-hati saya & kita semua terdidik untuk segera memaafkan, 
dan
semoga setiap usaha yang kita lakukan untuk memaafkan akan mendapat redha Allah...
InsyaAllah... Amin...  
Blog Widget by LinkWithin