Lemah lelah tangan ini saat ingin ku coretkan tentang apa yang teralami dalam jangkamasa sebulan ini.... Kesedihan, kepedihan, kehilangan dan kehampaan.... Hanya mampu ku curah dalam puisi...
Ini kisah aku dan dia...
kisah satu-satunya anak perempuan dalam sebuah keluarga
akulah insan itu...
akulah anak itu...
selama 26 tahun nafas dipinjam buatku
yang paling ku kenal hanya ayah & ibu...
selama 26 tahun dia bersamaku...
yang paling ku sayang hanya ayah dan ibu....
tapi kali ini...
angka itu akan terhenti mati.....
tiada lagi hitungan masa buatku bersamanya...
tiada lagi lingkungan waktu untukku dengannya...
tinggal sudah semuanya dalam kenangan
ayah tiada lagi bersamaku...
hanya 26 tahun ku diberi kesempatan hidup bersama ayah...
ini kisah aku dan dia....
anak kecil yang dididik penuh tegas...
anak kecil yang bisa dimarah bila bersalah
anak kecil yang sering dinasihat bila salahnya tidak ku sadar...
ini kisah aku dan dia...
tegasnya buat aku jadi wanita sebegini rupa...
tegurnya buat aku ingat setiap didikan yang telah disemat
ajarnya buat aku kenal mana betul mana salahnya...
ini kisah aku dan dia...
dalam tegas dia ada lembutnya
dalam marah dia ada sayangnya
dahulu mungkin setiap yang diajar sukar diterima
jiwa remajaku memang begitu hendaknya
tapi semuanya mengajar aku jadi wanita punya akal berguna
bisa membezakan mana baik buruknya
bisa memikirkan mana penting mana tidaknya
ini kisah aku dan dia...
26 tahun dia dipinjamkan untukku...
untuk mendidik aku jadi wanita solehah
dan kini bila tanggungjawabnya tertunai sudah
segala yang dipinjamkan diambil kembali
tiada lagi kisah aku dan dia...
Ayah....ayah tetap dalam ingatan...
anak perempuan ayah akan tetap mendoakan yang terbaik untuk ayah...
ayah pergi dalam kejutan...
ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan di akhir hayat ayah...
tapi... anak perempuan ayah tiada di situ saat itu....
dan saat itu juga ayah tak mampu lagi nk ucapkan apa-apa...
hancur luluh hati ini saat melihat ayah terbaring tak mampu katakan apa yang ingin ayah sampaikan..
sedih pilu jiwa ini bila melihat ayah tak ingin lagi menelan apa-apa...
hampir setiap malam tangisan ini mengalir bila melihat wajah ayah dalam gambar terakhir kita syawal yang lalu....
rumah yang ayah tinggalkan punya 1001 bayangan dan kenangan...
masih terbayang-bayang duduk ayah didepan pintu saat menyambut kepulangan anak ayah...
masih terngiyang-ngiyang suara merdu ayah menyanyikan lagu melayu bersama iringan gambus buatan ayah
masih terdengar lagi alunan muzik di radio yang sering ayah pasang buat hiburan...
masih teringat lagi suara terakhir ayah di talian saat anak perempuan ayah menghubungi ayah di pagi syawal lalu...pinta ayah pakai baju raya baru...
semuanya sunyi kini.... ayah dah pergi tinggalkan anak perempuan ayah.....
ayah dah pergi tinggalkan kami semua...
Anak perempuan ayah ni tak tahu macam mana nk hentikan tangisan setiap kali pandang gambar ayah....
Hanya doa jadi teman setiap kali air mata mengalir....
Anak perempuan ayah ni sangat rindukan ayah.....
'Ya Allah... ampunkan dosa ayah selama mana dia dipinjamkan hidup di dunia-Mu.... tempatkanlah ayahku Abdul Hussain Hj Mohd Said bersama golongan orang-orang beriman & di syurga firdausmu... Sesungguhnya dia ayah terbaik buatku... Dia telah mendidik aku dengan sebaik2 didikan.... Dia telah mengajar aku dengan sebaik2 ajaran.... Kerananya aku lahir ke dunia.... Kerananya aku kenal erti tanggungjawab... Dia telah ajarkan padaku ilmu Islam dengan sebaik2 ajaran buatku.... Mengajar aku untuk lebih mengenali-Mu.... Dia ayah terbaik buatku....'
Raya 2009 bersama ayah
Raya 2005
Satu-satunya gambar bersalaman dengan ayah (Raya 2009)
0 comments:
Catat Ulasan